Jumat, 04 Juni 2021

# EXPLORE RUMPIN DAN SEKITARNYA, TAK ADA HABISNYA#

 Desa Leuwibatu termasuk bagian dari Kecamatan Rumpin, berada di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wilayah yang posisinya di Bogor Barat, dengan pesona alam pegunungan yang indah.

Perjalanan kami bersepeda kali ini  menuju Curug Ndengdeng yang berada di Desa Leuwibatu. Perjalanan panjang ini dimulai dari kolong Tol Brigif di Ciganjur, Jakarta Selatan. 10 orang nggoweser yang tergabung dalam komunitas Ngoper Pedal, berangkat kurang lebih pukul 06.30. Menyusuri jalan raya Gandul, Cinere menuju arah Pondok Cabe lewat South City. Untuk menyingkat perjalanan sengaja kami mengambil route jalan raya Pondok Cabe - Parung.

 

" Latar Belakang Curug Ndengdeng "

Ada lima kawan yang menunggu di daerah Ciseeng, tepatnya di Kopi Kayangan Cafe. Satu jam perjalanan menuju titik kumpul di daerah Ciseeng. Sampailah rombongan kami yang digowes dari Ciganjur, dan berkumpul dilokasi yang disepakati.

Selaanjutnya kami lima belas orang melanjutkan perjalanan awal menyebrang ke Desa Cibodas, Rumpin, lewat penyebrangan Getek ( Rakit dari bambu ) didaerah Putat Nutug, masih wilayah Ciseeng.

Arus sungai Cisedane yang lumayan deras dan tinggi akibat hujan beberapa hari di wilayah hulu, sempat membuat nyali ciut. Namun semangat dan rasa kebersamaan, bisa menghilangkan rasa takut.

Setelah turun getek, kamipun melanjutkan perjalanan  ke arah Desa Cibodas melalui jalan aspal yang lumayan bagus. Tanjakan pertama didaerah Cibodas menjelang Bela Negara, lumayan buat pemanasa kami dan kawan kawan. Tertawa riang dan ngos ngosan sebagai pemanasan dilalui, dan dilanjut menuju arah desa Gobang. Full jalan raya dengan aspal yang mulus antara perempatan Cibodas dan desa Gobang, dengan speed yang tidak teralu cepat antara 15-20 Km perjam, lima belas nggoweser tampak bersemangat dan sesekali bercanda sambil ngobrol bareng.

 " Diatas Getek/Rakit Bambu "

Jalan rata dengan pemadangan kanan kiri kebun karet, kurang lebih 8 Km kami berbelok arah kekanan menuju desa Leuwibatu. Curug Ndengdeng tujuan utama kami, dari pertigaan Gobang kurang lebih 6-7 Km. Melewati jalan dengan kanan kiri sawah dan terlihat pegunungan sekitar Rumpin, menambah suasana makin nikmat. Beberapa tanjakan yang lumayan kami lalui menjelang Curug  Ndengdeng.

Beberapa jalan yang sedikit rusak dan berbatu mulai ditemukan menuju Curug Ndengdeng, tanjakan terakhir yang lumayan menantang dan aduhai berjarak kurang lebih 400 meter kita temui saat hampir masuk lokasi wisata Curug Ndengdeng.

Perjalanan yang lumayan menguras tenaga dengan beberapa tanjakan di desa Leuwibatu, berhasil dilalui, dan sampailah di tujuan Curug Ndengdeng.

Curug Ndengdeng yang membentuk air terjun kitra kira dengan ketinggian antara 20-30 meter sangat indah dan menakjubkan. Namun sayang jalan menuju lokasi dari parkiran yang harus melalui kebun, masih belum tertata dengan baik. Bahkan, jalan menuju ke bawah Curug, sempat longsor dan saat kami datang dalam kondisi sedang perbaikan. 


Saat masuk kami harus merogoh kocek sebesar Rp. 5.000,- untuk biaya parkir dan Rp. 5.000,- untuk ticket masuk. Saat ini Curug Ndengdeng masih dikelola oleh warga dan belum terlihat adanya pengelolaan yang profesional. Keindahan alam Curug Ndengdeng yang bisa menjadi obyek wisata, dan mendatang pendapatan daerah serta manfaat buat warga sekitar, belum terlihat sama sekali, dan masih asal asalan.

Menurut kami, seandainya dikelola secara profesional dan adanya campur tangan pemerintah sebagai pemilik wilayah, akan sangat bagus dan makin ramai pengunjung. Tentunya semua kembali pada pemangku kebijakan didaerah itu sendiri.

Kami sebagai pesepeda yang menikmati keindahan alam, sangat berharap lokasi wisata Curug Ndengdeng bisa dikelola dengan baik, sehingga semua akan merasakan manfaat.

Kegembiraan kawan kawan menikmati indah pemadangan alam sekitar dan Curug NDengdeng, diaktualisasikan dengan berfoto ria dan mandi di Curug. Air yang mengalir dari atas dengan suara yang menderu, membuat suasana makin eksotis. Bebatuan disekitar curug yang besar besar dijadikan sarana untuk berfoto.

" Panorama Yang Indah "

Beberapa temen merasa takjub dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas ciptaan dan keindahan alam yang diberikan.

Menjelang siang, rasa laparpun mendera kami, jarangnya warung makan di sekitar Leuwibatu, membuat kami menahan lapar, sepanang jalan kami temukan hanya warung kecil menjajakan makanan ringan, paling paling Pop Mie dan roti.

Buat temen temen nggoweser, khususnya di Jabotabek, sayang kalo tidak menyempatkan diri nggowes ke Curug Ndengdeng. Jarak tempuh dari Jakarta selatan kurang lebih 42-45 Km, bisa ditempuh dengan cara nggowes langsung atau loading di sekitar Ciseeng. 

Selain menyeberang dengan getek, sebenarnya juga bisa ditempuh melalui jembatan Sungai Cisedane penghubung, antara Ciseeng dan Rumpin, jembatan yang dikenal dengan nama jembatan Grandong.

Sangat tidak berlebihan, kalo kami katakan, explore daerah Rumpin tidak ada habisnya, Curug Ndengdeng hanyalah salah satu atau sebagian dari lokasi yang bisa dijadikan tujuan bersepeda atau nggowes, dengan menyusuri perkebunan karet, sawah dan sungai.

Pastikan dan atur jadwal nggowes untuk mengexplore Rumpin, wilayah Bogor Barat, Jawa Barat.

Jakarta, 4 Juni 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAHSYATNYA TANJAKAN PUNCAK SEMPUR KARAWANG, BIKIN NAGIH ( Bag. I )

" File Dok.- Ngoper Pedal "  Mendengar nama Puncak Sempur dikalangan para pesepeda, membuat penasaran dan pingin mencoba untuk dat...