Minggu, 09 Mei 2021

# MARI MENGENAL JENIS SEPEDA GUNUNG #

 Pernahkah kita berpikir jauh, jenis sepeda apakah yang kita pakai. Semua pasti akan mengatakan sepeda MTB. Betul sepeda kita memang sepeda MTB. Namun ingat sepeda MTB atau Mountain Bike, pada dasarnya mempunyai beberapa jenis istilah. Mari kita sama sama belajar mengenal istilah sepeda MTB. 


Sepeda gunung, apabila dibagi menurut bentuk dan pembuatan rangkanya, dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1.  Sepeda Gunung Hard Tail

Jenis sepeda gunung hard tail adalah sepeda


gunung  yang paling banyak ditemui. Pada sepeda gunung jenis ini rangka sepeda dibuat kaku tanpa suspensi. Hal ini dilakukan dengan tidak menambahkan suspensi pada rangka.

Jadi pada sepeda gunung jenis ini, suspensi maksimal hanya terdapat pada fork / suspensi depan saja. Pada rangka setiap sambungannya akan disambung mati (las jika frame terbuat dari logam, dan sambungan paten jika bahannya karbon).


Jenis sepeda gunung ini didesain untuk jalan yang tidak terlalu ekstrem. Hanya sebatas pada jalanan berbatu / rusak tanpa ada lubang yang dalam atau lompatan yang tinggi. 

2. Sepeda Gunung Soft Tail/Full Suspension

Jenis sepeda gunung ini sering disebut dengan sepeda fullsus berasal dari singkatan full suspension. Seperti namanya, jenis sepeda MTB ini memiliki suspensi pada rangkanya. Hal ini ditujukan agar sepeda dapat meredam akibat benturan yang terjadi saat sepeda melompat. 

Jenis sepeda ini kurang cocok untuk medan atau track yang relatif halus. Hal ini disebabkan karena bobotnya yang relatif lebih berat karena penambahan perangkat suspensi di frame.

Selain itu, dengan adanya pegas /suspensi pada frame membuat kayuhan kita tidak tersalurkan menjadi gerak maju sepeda kita. Sebagian kayuhan kita akan menjadi ayunan ke atas dan ke bawah, sehingga mengurangi kecepatan kita jika dibandingkan dengan saat menggunakan sepeda hard tail.

Selanjutnya sepeda gunung dibagi menurut jalurnya. 

Ada beberapa istilah jalur dalam sepeda gunung. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1.  Jalur XC ( Cross Country) 

      Jalur ini lebih umum dipakai oleh para pemula, dan biasa sering disebut jalur blusukan. Track ringan tanpa rintangan dan jalur berbatu tanpa turunan tajam dan drop drop atau obstacle . Biasanya sepeda yang digunakan jenis Hardtail. Travel fork cukup dengan 100 -110 mm. 

2. Jalur AM ( All Mountain) 

    Jalur pegunungan mulai dari tanjakan turunan dan off road. Maka sepeda yg dipakai menggunkan istilah sepeda Jenis AM. Kontruksi fulsus dengan travel form antara 140-160 mm. 

Fungsinya untuk meredam goncangan goncangan lebih bagus. 


3. Jalur Trail. 

    Sepeda yang dipakai sebenarnya mirip sepeda di jalur XC. Namun biasanya frame lebih berat dan lebih ideal menggunakan double suspensi atau fulsus. Travel yang digunakan antara 120-140 mm



4. Jalur Enduro. 

     Sepeda yang  adalah sepeda yang didesign kuat dengan fullsuspension. Jalur ini lebih ringan daripada downhill,   Jenis sepeda Enduro pun dirancang buat drop dan jumping namun tetap dibawah downhill. Travel dipakai antara 150-160 mm. 

5. Jalur Down Hill ( DH) 

      Disebutkan down hill, disini jelas sepeda yang dipakai adalah jenis sepeda yang dirancang untuk melibas turunan. Turunan pun bukan sekedar turunan, kadang ada rintangan rintangan berat. Karena beban berat, maka sepeda Downhill dirancang khusus, dengan suspensi yang bagus dan travel bisa mencapai 200 mm. Dengan spesifikasi yang dirancang khusus sepeda downhill bisa terbang setinggi 2 meter bahkan lebih. 

Silahkan dikoreksi kalo ada hal yang tidak tepat, mohon maklum ditulis saat menunggu buka puasa. 




#Jakarta, 9 Mei 2021

DAHSYATNYA TANJAKAN PUNCAK SEMPUR KARAWANG, BIKIN NAGIH ( Bag. I )

" File Dok.- Ngoper Pedal "  Mendengar nama Puncak Sempur dikalangan para pesepeda, membuat penasaran dan pingin mencoba untuk dat...