Kampung Bantar Kuning, didesa Antajaya, Tanjungsari masuk wilayah Bogor, perbatasan
" Dok.-file Ngoper Pedal "
dengan Cianjur dan sebagian Karawang. Desa yang saat ini viral dan sering dijadikan lokasi tujuan gowes, menjadi sangat monumental. Saat padi menghijau dan terlebih saat padi menguning.
Hampir sebagian goweser di wilayah Jabodetabek pasti mengenal daerah itu. Namun saat ini sebagian lebih mengenal dengan akrab sebutan wilayah Cariu. Cariu sendiri memang lebih dulu dikenal sebagai daerah pegunungan dan persawahan yang indah.
Menuju Desa Antajaya sendiri tidaklah sulit.
" Dok. - file Ngoper Pedal "
Dari Jakarta mengarah ke Cariu dan berhenti di pertigaan Tanjungsari, yang ditandai adanya mini market Indomaret. Kemudian masuk ke arah dalam sebelah kiri lurus menuju desa Antaja yang lebih mudah saat googling adalah berpatokan dengan sebuah bukit yang disebut Gunung Kandaga, atau juga dikenal saat ini sebagai Bukit Swiss.
Dua jam perjalanan saat pagi dari Jakarta dan kira kira tiga jam saat pulang, hari sabtu biasanya akan terjadi kemacetan di daerah Cileungsi ( pertigaan Metland ). Akan lebih afdol apabila saat berkunjung ke kampung Bantar Gebang, menginap. Panorama dan indahnya alam saat matahari terbit semakin menakjubkan.
Sebuah bukit yang berjajar dengan beberapa bukit lain, seperti Gunung Kembar, sebuah bukit yang nampak sama bentuk.
Untuk keempat kalinya, penulis mendatangi kampung Bantar Kuning dan Kampung Pasir 
" Dok. - file Ngoper Pedal "
Gaok di desa Antajaya. Panorama alam dan keindahan alam sekitarnya tidak akan membuat bosan untuk datang berkali kali. Sengaja penulis kali ini datangsaat persawahan menghijau dan mendekati padi menguning. Perkiraan 1,5 atau 2 bulan adalah waktu panen.
Tulisan ini sengaja penulis buat, agar kawan kawan dapat mengenal Desa Antajaya, tidak sekedar dari cerita, namun setelah membaca tulisan ini dan melihat foto foto yang ada, akan tertarik untuk mendatangi lokasi desa Antajaya.
Bagi para goweser, mendatangi Desa Antajaya, seolah menjadi keharusan, dengan segala jenis sepeda, baik Roadbike, MTB ataupun sepeda Seli, bisa melintas di wilayah Desa Antajaya.
" Dok.- file Ngoper Pedal "
Suasana yang asri akan ditemukan di Desa Antajaya, terlebih saat memasuki Kampung Pasir Gaok, menuju Huutan Pinus, berjajar terlihat bukit menjulang dengan keindahannya. Jalan yang berkelok cor coran membuat para goweser akan nyaman saat bersepeda diwilayah desa Antajaya.
Warung warung di kampung dengan jajanan ala kampung juga akan ditemukan, dan yang paling khas adalah menu makan khas Sunda. Seperti yang penulis temukan didepan gerbang masuk Bukit Swiss, warung khas Sunda Warung Ibu Atikah, dengan menu ala Sunda seperti pepes ikan, ayam jamu dll, dengan sambalnya yang sangat khas.
Apa sih uniknya kampung Bantar Kuning ?
Secara umum, kampung Bantar Kuning adalah persawahan biasa yang juga diwilayah kampung kampung lain. Namun yang menjadi menarik, saat kita berada di kampung Bantar Kuning, saat padi menghijau dan menguning, kita akan disuguhin panorama yang sangat eksotis, lantaran persawahan kampung Bantar Kuning, mempunyai background berjajar beberapa bukit dibelakangnya, seeprti gunung Kandaga, Gunung Gembar danlain lain, yang nampak menjulang membentuk sebuah ornamen keindahan alam.
Penulis kadang menyebut sebagai lukisan Illahi, terlebih saat siang hari menjelang sorem dengan sorot sinar dari arah barat dengan cuaca cerah, maka panorama perbukitan dengan hamparan persawahan yang menghijau makin terlihat indah.
" Dok. - file Ngoper Pedal "
Tak berlebihan, kalau penulis menyarankan buat kawan kawan yang hobby gowes, " Datang dan nikmatilah keindahan alam kampung Bantar Kuning, Desa Antajaya, Tanjungsari, Bogor Timur "
Mendatangi dan mengunjungi alam ciptaan Tuhan, adalah salah satu cara untuk mensyukuri apa yang telah diberikan kepada kita.
Saat penulis di kampung Bantar Kuning, bertemu dengan salah seorang goweser dari Bekasi mengatakan," Datang kesini nggak bosen bosen, saya hampir sering kalo gowes didaerah sini saja, semua keindahan akan ditemukan, ada sawah, sungai bukit dan macem-macemnya."
Maka wajiblah, saat kita mengunjungi, selalu menmgucapkan rasa syukur dan tidak merusak apa yang telah diberikan. ( Tulisan pertama dari dua tulisan )
