Minggu, 18 Juli 2021

#NGGAK AFDOL RASANYA, KALO BELUM KE GUNUNG BATU#

 

Gowes jauh dan nanjak bukan perkara gengsi atau tidak gengsi. Bagi para goweser, yang sudah menjiwai dan merasakan sensasi bersepeda, tentu menjajal track dan route route menantang adalah suatu keharusan.

Cerita soal gowes, tentu akan makin lengkap apabila route disekitar sudah dijamah, dan makin melebar keluar, menjauh dari rumah kita. Sangat lazim, awal bersepeda, goweser akan bilang," Saya mah..gowes deket deket ajah deeh...ngapain jauh jauh.".


Hukum alam pun akan menjawabnya, ketika yang deket deket sudah bosan, lambat laut pasti akan menjauh..( believe it or not ).

Gunung Batu adalah sebuah bukit dengaan ketinggian 875 MDPL ( Wikipedia), namun ada yang menyebut 1000 MDPL, bahkan ada disebutkan 1200 MDPL. Terletak di desa Sukaharja, Kec. Sukamakmur, Bogor , Jawa Barat.

Karena lokasi berdekatan dengan Kec. Jonggol, tak jarang sebagaian goweser menyebut Gunung Batu, Jonggol.

Soal gowes ke Gunung Batu, bagi sebagian goweser disekitaran Jabotabek, bukan cerita yang asing lagi, namun gowes ke Gunung Batu adalah soal cerita tentang sensasi dan petualangan yang sangat mengasikan.

Saya sendiri sudah beberapa kali ke Gunung Batu, namun menggunakan kendaraan roda dua.  Sebagai goweser, saya  yang hobby petualang juga, tentunya gowes ke Gunung Batu adalah sebuah keharusan dan tantangan.



Sabtu, 17 Juli 2021, penulis bersama kawan kawan dari Komunitas Sepeda Crank, Cimanggis dan Goes Noer ( Happy Team ) menjajal sensasi track Gunung Batu.

Saya yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Ngoper Pedal sebanyak 3 orang, penulis, John Sena dan Fathur. John Sena yang biasa gowes di sekitar Jonggol area, sudah tidak asing lagi dengan Gunung Batu, pasalnya sudah beberapa kali gowes ke sana. Saya sendiri dan Fathur, baru sekali gowes ke Gunung Batu. 

Diluar dugaan, Efrina ( Crank ) yang mau gabung, ternyata bersama 4 kawannya 2 wanita, dan 2 pria. Saya  kaget, ternyata Efrina dan kawan kawan, belum pernah gowes long ride, diatas 100 Km. 

Saya yang sekaligus ketua rombongan, meyakinkan kawan kawan bahwa, mereka akan kuat dan bisa bisa mencapai Gunung Batu dengan gowes santai sembari menikmati alam pegunungan sekitar JOnggol.

Berangkat jam 5.30, kami bertiga ( Imam, John Sena, Fathur ), start dari Pintu Tol Kukusan, Beji Depok, menyusui pinggir tol sepanjang kampus UI,kemudian menuju ke jl. Juanda Depok, Selanjutnya melewati Jl. Pekapuran, masih pinggi Tol. Dilanjut, ke arah jl, Transyogi Cibubur.

Efrina dan kawan kawan menunggu di gerbang Kota Wisata.

Akhirnya kami berkumpul digerbang Kota Wisata, dan perjalanan diawali dengan doa bersama.

Track aspal sepanjang Transyogi menuju arah Jonggol, kita tempuh dengan waktu 45an menit. Pertigaan Mengker, Jonggol adalah tujuan pertama kami. Disana sudah standby Goes Noer yang memback up John Sena dan penulis sebagai sweeper. 

Setelah kumpul semua dipertigaan Mengker menuju Gunung Batu, kami berjumlah 9 orang, perjalanan menuju Gunung batu dilanjutkan.

Melewati Jl Raya Menteng, desa Balekambang, menjadi awal cerita yang seru, jalan panas terik dan nanjak panjang, membuat kami mulai tersengal dan ngos ngosan, Fathur, Herri ( goweser yang gabung dijalan ) lebih dulu meninggalkan rombongan.

Diluar dugaan, Amir salah satu goweser ternyata sudah pasang ring 1, kamipun mulai waspada dan memback up Amir, serta meminta jangan memaksakan diri. Shinta dan Indah, yang awalnya melaju cepatpun sudah mulai kedodoran menjelang turuna Pesantren Al Andalus.

Melihat kondisi Amir yang harus gowes pelan dan santai, akhirnya Efrina memutuskan untuk jalan santai dan menemani Amir. Saya  bersama Shinta, Indah dan Goes Noer melanjutkan perjalanan.

Menjelang turunan Al Andalus, rem belakang saya mengalami masalah, kampas habis. Sempat saya paksakan jalan,namun bunyi makin berisik dan tidak nyawan, semakin parah ketika turunan panjang, memasuki desa Sukaharja. Rem belakang akhirnya diganti, dengan dibantu Goes Noer, kampas diganti. Dengan penggantian kampas rem, kayuhan makin enak dan nyaman taanpa bunyi.

Menjelang pos 1, Fathur dan Tri rupanya berhenti dan nunggu kawan kawan yang masih dibelakang. John Sena dan Heri, sudah sampai di Gunung batu terlebih dahulu.


Melawati jalan makadam dari Pos 1 Gunung Batu, kembali kita menemukan sensasi gowes. Tanjakan panjang hampir 2 km dengan jalan makadam, harus dilalui dengan terseok seok dan susah payah.

Shinta dan Indah terpaksa harus dorong, Fathur dan Tri terlihat melaju terus, walaupun dengan bersusah payah juga. Saya sempat beberapa kali berhenti, karena kondisi ban yang tidak ideal, Ban 135 yang saya pakai kurang ideal dijalan makadam ( berbatu ).

Kurang lebih 30 menit, setalah menapak jalan sisi utara Gunung Batu, sampailah diparkiran Gunung Batu, tepatnya cafe Ki Demang yang berada di lokasi Parkir Gunung batu.

Terlihat John Sena dan Heri, sudah asik bercengkerama dan tidur tiduran.

Tidak lama kemudian, selang 30 menit, Efrina dan Amir sampai juga di parkiran Gunung Batu. Lengkaplah sudah rombongan kami 11 orang finish di Gunung batu, dengan terseok seok, ngos ngosan bahkan dorong berkali kali. Suasana terik panas matahari menambah berat beban saat beberpa kali menanjak.

" Asli gue nggak kebayang, baru pertama kali gowe jauh diajak nanjak begini, " ceeletuk Shinta.

" Sama gue juga nggak pernah jauh kayak gini," Indah dari Crank Cimanggis berkomentar.

Saya sebenarnya yakin, kalao kawan kawan dari Cimanggis, akan kuat dan bisa sampai ke Gunung Batu. dilihat dari sepeda yang dipakai, terlihat mereka sudah biasa gowes. Efrina dkk, sendiri berkenalan dengan saya saat berada di Bukit Hambalang, tentunya jalan nanjak sudah biasa.

Dan terbukti, hari itu bisa dan kuat nanjak ke Gunung Batu, track yang oleh sebagain goweser juga dianggap berat tanjakannya, akhirnya bisa ditaklukan.

Ritual gowes, berfoto ria dilokasipun langsung dilakukan oleh kawan kawan, sambil ngobrol dan makan siang.

Saya sendiri, bersama John Sena dan Fathur tak ketinggal juga mengabadikan moment berada di Gunung Batu, paling tidak akan disimpan menjadi sebuah cerita dan kenangan.

Gunung Batu telah menjadi cerita tersendiri buat saya dan kawan kawan goweser, betapa asik dan sensasinya saat nanjak di makadam dan turunan Al Andalus yang berkelok dan tajam.

Menjelang jam 4, kami dan rombongan meninggalkan lokasi Gunung Batu, jalan yang kami lalui adalah sisi barat Gunung Batu, menuju arah Bukit Kinayungan dan Bendungan Cipamingkis.

Disini rupanya cerita gowes belum berakhir, Goes Noer yang menjadi marshall, sengaja membawa kita dan rombongan, kembali menanjak dan melalui jalur makadam. Tanjakan panjang seakan tiada habisnya. Efrina dan kawan kawan benar benar merasakan sensasi tersiksa. 

Indah dan Shinta, berkali kali bercanda," Nggak ada tumpangan pick up ini ?".

Bisa dimaklumi, mereka yang jarang long ride dan masuk ke jalan makadam, sangat tersiksa dan berat sekali. Sayapun juga mengalamai hal yang sama. Acung jempol untuk Amir, dengan kondisi ring 1, ternyata masih mampu dan kuat.

Rupanya bonus banyak dan panjang baru kita dapatkan, setelah Bukit Kinayungan, kami menemukan jalan halus, cor coran dan sebagian aspal. Jalan menurun sepanjang hampir 7-8 Km, mendekat bendungan Cipamingkis.

Akhirnya sampailah ke Jalan Transyogi Jonggol, setelah melewati jalan yang sedang diperbaiki dari arah bendungan Cipamingkis.

Perjalanan belum berakhir, karena dari Jonggol, kami masih harus gowes kembali ke titik awal start di Pintu Tol Kukusan, Beji, Depok.

Efrina dan Amir juga harus kembali ke daerah Sukatani,Cimanggis, Shinta, Indah dan Dodo sendiri terpaksa dievakuasi dengan pick karena kendala tehnis.

Cerita perjalanan panjang gowes, tak akan pernah habis dan akan terus berlanjut.

Berakhirlah cerita gowes, Sabtu, 17 Juli 2021, menjajal sensasi track Gunung Batu, Desa Sukaharja, Kec. Suka Makmur, Bogor, Jawa Barat.

" Biar capek tapi puas, kapan kita gowes lagi kayak gini," rupanya Efrina malah ketagihan.

Salut buat Amir, dari Crank Cimanggis, dengan kondisi jantung ring 1, mampu dan sanggup menjajal track Gunung Batu yang sensasional dan aduhai.




1 komentar:

  1. Gowes seru dan asik. Track lengkap dari jalan aspal, tanah, makadam, single trek, tanjakan turunan tajam. Terima kasih kepada penulis, om John dan om Goes Noer yang sudah mengajak kami kesana. Salam sehat, salam dua pedal.

    BalasHapus

DAHSYATNYA TANJAKAN PUNCAK SEMPUR KARAWANG, BIKIN NAGIH ( Bag. I )

" File Dok.- Ngoper Pedal "  Mendengar nama Puncak Sempur dikalangan para pesepeda, membuat penasaran dan pingin mencoba untuk dat...